Nipple Broiler Grind
Nipple Broiler Impek
Nipple Layer Impek
Nipple + Saddle + Cup Broiler
Nipple + Saddle + Cup Layer
* Harga berlaku untuk pemesanan online dgn minimum order
Cara Pemesanan Barang dapat dilakukan melalui SMS, Email, dan Facebook.
1. Kirim Pesan : Jumlah Barang, Jenis Barang, Wilayah (Kota/Kab.)
2. Tunggu Balasan SMS Informasi Harga dan Biaya Pengiriman
3. Lakukan Pembayaran dan Konfirmasi segera Pembayaran :
Jumlah Dana, Bank, Nama Barang, Alamat Lengkap
4. Kami akan segera memproses penerimaan dana dan mengirimkan barang secepatnya
1. Kirim Pesan : Jumlah Barang, Jenis Barang, Wilayah (Kota/Kab.)
2. Tunggu Balasan SMS Informasi Harga dan Biaya Pengiriman
3. Lakukan Pembayaran dan Konfirmasi segera Pembayaran :
Jumlah Dana, Bank, Nama Barang, Alamat Lengkap
4. Kami akan segera memproses penerimaan dana dan mengirimkan barang secepatnya
Melayani Pengiriman Buku Peternakan ke seluruh Nusantara :Pulau Sumatra Nanggroe Aceh
Darussalam NAD Daerah Istimewa Ibu Kota Banda Aceh Sumatera Utara
Sumut Medan Sumatera Barat Sumbar Padang Bengkulu Bengkulu Riau
Pekan Baru Kepulauan Riau Kepri Tanjung Pinang Jambi Jambi Sumatera
Selatan Sumsel Palembang Lampung Bandar Lampung Kepulauan Bangka
Belitung Babel Pangkal Pinang Pulau Jawa DKI Jakarta Daerah Khusus
Ibu Kota Jakarta Jakarta Jawa Barat Jabar Bandung Banten Serang Jawa
Tengah Jateng Semarang DI Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta Jawa Timur Jatim Surabaya Pulau Kalimantan Kalimantan
Barat Kalbar Pontianak Kalimantan Tengah Kalteng Palangkaraya
Kalimantan Selatan Kalsel Banjarmasin Kalimantan Timur Kaltim
Samarinda Nusa Tenggara Bali Denpasar Nusa Tenggara Barat Mataram
Nusa Tenggara Timur Kupang Pulau Sulawesi Sulawesi Barat Sulbar Mamuju
Sulawesi Utara Sulut Manado Sulawesi Tengah Sulteng Palu Sulawesi
Selatan Sulsel Makasar Sulawesi Tenggara Sultra Kendari Gorontalo
Gorontalo Kepulauan Maluku dan Pulau Papua Maluku Ambon Maluku Utara
Ternate Papua Barat Sorong Papua Daerah Khusus Jayapura Papua Barat
Daerah Khusus Manokwari
ARTIKEL MANAJEMEN KANDANG
Secara alami mikroorganisme dan mineral
dalam air dapat membentuk biofilm di instalasi air minum, dan berpotensi
menyumbat nipple. Hanya dengan flushing menggunakan hidrogen peroksida
sumbatan bisa “disembuhkan”.
Untuk meningkatkan imunitas unggas gunakan :
Sudah 5 tahun ini, Bangun Deso Layer Farm mengadopsi teknologi nipple drinker pada kandang pullet-nya. Sistem ini menyediakan pasokan minum bagi ayam menggunakan instalasi perpipaan yang di banyak titik terdapat nipple, piranti kecil tempat ayam bisa mendapatkan air dengan jalan mematuk. Problema litter basah terkena tumpahan air dari bell drinker (wadah konvensional dari plastik yang masih umum dipakai) pun tak lagi terjadi. Risiko penularan penyakit pernafasan seperti coryza, Infectious Bronchitis (IB), Chronic Respiratory Disease (CRD) pun bisa ditekan.
Setiap pilihan, tak hanya punya keunggulan, tapi juga memiliki titik
kritis yang menuntut konsekuensi. Seiring berjalannya waktu, problema
sumbatan pada nipple mulai dialami Setiawan Santosa, sang
pemilik farm. Menurut Setiawan, kalau dibiarkan, satu kejadian sumbatan
akan ‘menjalar’. Mula-mula satu, lama kelamaan menjalar ke nipple yang berada dalam satu jalur pipa. “Kalau nipple yang tersumbat masih satu-dua, tak akan terasa. Karena pada kandang litter
ayam bisa bebas pindah mematuk nipple yang lain,”ungkapnya. Tapi bila
tidak cermat, dan ketahuan sudah banyak yang macet, bisa terjadi ayam
sudah mengalami dehidrasi. Karena rasio nipple yang berfungsi dengan
populasi ayam menjadi tidak ideal. “Idealnya maksimal 1:10 lah,” sebut Setiawan.
Efek sumbatan nipple akan parah pada kandang layer produktif sistem batere. Sebab layer dalam batere tidak bisa berpindah untuk mematuk nipple di sebelahnya. “Wong
terkurung dalam batere. Tahu-tahu ayam sudah lemes kekurangan air, atau
produksi telur terganggu,” tutur Setiawan. Ini juga yang menjadi alasan
Setiawan untuk menunda aplikasi nipple drinker pada kandang layer komersil miliknya.
Biofilm
Sumbatan pada nipple drinker disebabkan oleh semacam lendir
dan lumut yang terbawa dari sumber air. Lendir menempel di dinding
bagian dalam pipa dan akhirnya menjalar ke dalam nipple dan menyumbat aliran air. Penyebab ini lazim disebut biofilm.
Menurut Kristi Puji Astuti - Product Manager of Disinfectant & Environmental Hygiene Products
PT SHS International, karakter air secara organik dan inorganik bisa
memunculkan biofilm. Air dari sumber alami memiliki karakter yang
berpotensi menumbuhkan biofilm. Biofilm terdiri atas banyak mineral,
juga slime yang merupakan lapisan lendir. ”Slime atau lendir ini muncul secara normal, karena pertumbuhan alga dan mikroorganisme lainnya,” papar dia.
Kristi menguraikan, karakteristik air dari sumber air di masing-masing
peternakan akan berbeda, menurut kondisi geografis dan geologis
setempat. Contohnya, di Tangerang kadar besi (Fe) nya tinggi, sedangkan
daerah lain bisa jadi airnya terlalu basa atau terlalu asam atau deposit hardness (kesadahan air) terlalu tinggi. Faktor-faktor ini akan mempermudah dan memperparah terbentuknya biofilm.
Sedimentasi mineral, terang Kristi, akan melapisi lapisan dalam pipa
paralon. Ini jadi lapisan pertama yang akan menjadi kerak, kemudian
bakteri-bakteri dalam air akan mudah membentuk semacam slime
yang melekat di atas kerak. ”Setelah melekat, dia akan ketemu
koloni-koloni baru, dan bereplikasi serta multiplikasi membentuk biofilm
secara massif,”papar Kristi.
Ketebalan biofilm, kata Kristi berbeda-beda, tergantung dari perlekatannya dan sedimentasinya. ”Aslinya seperti lendir (slime)
saja. Tapi jika karakteristik air dan manajemen perawatan saluran air
minum buruk biofilm bisa mencapai ketebalan 1 cm,” tuturnya.
Kejadian biofilm diperparah oleh efek samping pemberian vitamin, obat
dan vaksin. ”Vitamin dan obat memerlukan polisakarida sebagaicarrier atau zat pembawa.
Sedangkan vaksinasi melalui air minum mesti dicampur susu skim. Ini
masalahnya,” terang Kristi. Polisakarida dan susu skim yang kaya protein
ini menjadi media tumbuh bakteri pada biofilm, sehingga biofilm semakin
tebal dan meluas membentuk koloni biofilm baru.
Aryni Retno, Sales Manager PT Behn Meyer Chemicals menerangkan
serupa. Bakteri-bakteri bersama alga dalam air akan membentuk koloni
yang berwujud biofilm yang semakin lama semakin menebal. Selain sel
mikroorganisme itu sendiri, komponen biofilm terdiri atas produk
ekstraseluler, polisakarida yang diproduksi oleh mikroorganisme dan
zat-zat yang terjebak saat terbawa dalam air.
Menurut Aryni, bakteri membentuk biofilm untuk mendongkrak daya hidup (survival)
dan pertumbuhannya. Biofilm juga berfungsi sebagai mekanisme pertahanan
fisik bagi bakteri karena bersifat licin, sehingga ia terhindar dari
gerusan yang seharusnya dapat menyapu bersih sel-sel yang tidak
menempel. Secara kimiawi, biofilm mampu membentengi bakteri dari
penetrasi senyawa yang beracun bagi dirinya, seperti antibiotik dan
beberapa jenis desinfektan. “Penting digarisbawahi, bakteri di dalam
biofilm lebih resisten 10-1.000 kali dibandingkan bila tidak di dalam
biofilm,” tegasnya.
Hidrogen Peroksida
Berbeda dengan desinfektan lainnya, dalam konsentrasi yang tepat, hidrogen peroksida (H2O2)
mampu mengoksidasi biofilm secara tuntas. Bahkan, kata Kristi, mampu
mengangkat kerak-kerak di dasar pipa sehingga betul-betul bersih.
Hilangnya kerak juga akan memperlambat tumbuhnya biofilm lagi, karena
ketiadaan tempat menempel slime.
Kristi maupun Aryni menyarankan penggunaan hidrogen peroksida yang
telah distabilisasi sehingga tidak terpengaruh oleh pH air dan tetap
efektif meski pipa sangat panjang (lebih dari 25 m), dan tidak merusak
karet maupun komponen lain pada sistem nipple. Kristi menyebutnya sebagai peroxygen compound, sedangkan Aryni menyebut hidrogen peroksida yang dicampur dengan perak nitrat.
Kristi merinci, untuk flushing kimiawi peternak bisa menggunakan hidrogen peroksida atau pun kombinasi hidrogen peroksida dengan paracetic acid.
”Produk hidrogen peroksida banyak sekali di pasaran. Tapi perlu
diperhatikan apakah konsentrasinya mampu untuk mengoksidasi secara
tuntas. Sebab lapisan biofilm bisa sangat tebal,” terangnya. Untuk broiler, kata Kristi, flushing dengan hidrogen peroksida bisa dilakukan tiap 2 atau 3 periode sekali. ”Nggak tiap periode nggak apa-apa. Asal pada tiap periode itu program water treatment dengan klorin, iodine, paracetic acid, atau lainnya tetap dilakukan,” saran dia.
Selengkapnya baca di majalah Trobos edisi Juli 2012