Ngorok bisa ditimbulkan karena agen infeksius dan non infeksius. Agen infeksius penyebab ngorok yaitu bakteri (Mycoplasma gallisepticum) dan virus (ND, IB dan ILT). Sedangkan dari agen non infeksius antara lain karena kesalahan tata laksana kandang, seperti banyaknya debu di kandang, kadar amonia yang terlalu tinggi dan kelembaban litter. Ngorok karena bakteri (CRD) bisa diatasi dengan memberikan antibiotik yaitu Koleridin-K (kaplet). Obat tersebut diberikan sesuai dosis dan aturan pakai yang tercantum pada etiket maupun leaflet. Selain itu, perlu didukung dengan perbaikan tata laksana pemeliharaan (tata laksana kandang).
Harga Eceran : Rp. x.000,-
Harga Grosir : CALL
Isi : 10 kaplet
Tersedia dalam bentuk serbuk : 5, 10, 250 gram
KOMPOSISI setiap kg mengandung :
Oxytetracycline base........ 100 g
Neomycin sulfate ............ 71.5 g
Vitamin K3 .................... 2.15 g
INDIKASI :
Kolera, CRD, Pullorum
ATURAN PAKAI :
- Masukkan kaplet ke mulut unggas dan dorong kedalam kerongkongan
Ayam dengan berat badan < 1,5 kg : sehari 1 x 1 kaplet selama 3 - 5 hari berturut-turut
Ayam dengan berat badan > 1,5 kg : sehari 1 x 2 kaplet selama 3 - 5 hari berturut-turut
Diproduksi oleh :
Medion Bandung - Indonesia
Untuk meningkatkan imunitas unggas gunakan :
Cara Pemesanan Barang dapat dilakukan melalui SMS, Email, dan Facebook.
1. Kirim Pesan : Jumlah Barang, Jenis Barang, Wilayah (Kota/Kab.)
2. Tunggu Balasan SMS Informasi Harga dan Biaya Pengiriman
3. Lakukan Pembayaran dan Konfirmasi segera Pembayaran :
Jumlah Dana, Bank, Nama Barang, Alamat Lengkap
4. Kami akan segera memproses penerimaan dana dan mengirimkan barang secepatnya
1. Kirim Pesan : Jumlah Barang, Jenis Barang, Wilayah (Kota/Kab.)
2. Tunggu Balasan SMS Informasi Harga dan Biaya Pengiriman
3. Lakukan Pembayaran dan Konfirmasi segera Pembayaran :
Jumlah Dana, Bank, Nama Barang, Alamat Lengkap
4. Kami akan segera memproses penerimaan dana dan mengirimkan barang secepatnya
Melayani Pengiriman ke seluruh Nusantara :Pulau Sumatra Nanggroe Aceh
Darussalam NAD Daerah Istimewa Ibu Kota Banda Aceh Sumatera Utara
Sumut Medan Sumatera Barat Sumbar Padang Bengkulu Bengkulu Riau
Pekan Baru Kepulauan Riau Kepri Tanjung Pinang Jambi Jambi Sumatera
Selatan Sumsel Palembang Lampung Bandar Lampung Kepulauan Bangka
Belitung Babel Pangkal Pinang Pulau Jawa DKI Jakarta Daerah Khusus
Ibu Kota Jakarta Jakarta Jawa Barat Jabar Bandung Banten Serang Jawa
Tengah Jateng Semarang DI Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta Jawa Timur Jatim Surabaya Pulau Kalimantan Kalimantan
Barat Kalbar Pontianak Kalimantan Tengah Kalteng Palangkaraya
Kalimantan Selatan Kalsel Banjarmasin Kalimantan Timur Kaltim
Samarinda Nusa Tenggara Bali Denpasar Nusa Tenggara Barat Mataram
Nusa Tenggara Timur Kupang Pulau Sulawesi Sulawesi Barat Sulbar Mamuju
Sulawesi Utara Sulut Manado Sulawesi Tengah Sulteng Palu Sulawesi
Selatan Sulsel Makasar Sulawesi Tenggara Sultra Kendari Gorontalo
Gorontalo Kepulauan Maluku dan Pulau Papua Maluku Ambon Maluku Utara
Ternate Papua Barat Sorong Papua Daerah Khusus Jayapura Papua Barat
Daerah Khusus Manokwari
ARTIKEL : Konsultasi Feses Hijau
Warna
hijau dari feses hijau berasal dari warna cairan empedu ayam.
Kejadiannya bisa disebabkan oleh beragam penyebab antara lain ayam tidak
makan, ND, kolera, AI, malaria, “malaria like” dan sebagainya. Faktor
penyebab tersebut akan mengganggu proses pembentukan cairan empedu
maupun proses perubahan cairan empedu saat di usus.

Feses kehijauan bisa disebabkan oleh berbagai macam sebab
(Sumber : Dok. Medion)
(Sumber : Dok. Medion)
Jika
ditelaah lebih dalam, masing-masing faktor penyebab tersebut akan
menghasilkan feses warna hijau dengan tekstur yang berbeda-beda.
Beberapa yang memiliki karakteristik tersebut ialah AI yang menyebabkan
feses warna hijau pupus (hijau muda) berbentuk pasta dan berlendir.
Feses ND akan berbentuk diare hijau lumut dan tidak berlendir. Sedangkan
pada kolera, gejala feses hijau muncul pada kondisi akut dimana feses
berbentuk cair (diare), hijau dan berlendir (Disease of Poultry, 1997). Meski
begitu, disarankan untuk tidak menjadikan gambaran feses hijau menjadi
patokan utama dalam mendiagnosa penyakit karena tergantung kepekaan dan
pengalaman seseorang dalam mendiagnosa.
Kami
menganjurkan agar Bapak tetap menggali informasi sebanyak mungkin
tentang gejala penyakit yang lainnya baik melalui pola penyebaran,
gejela klinis dan bedah bangkai. Penyebab feses hijau dapat dibagi
menjadi dua yaitu :
1. Non infeksi
Feses hijau akan muncul saat ayam tidak memperoleh pakan. Feses hijau akan mulai muncul +
13 jam setelah ayam dipuasakan (di dalam saluran pencernaan tidak ada
pakan). Ayam akan mengalami diare kehijauan dan berlendir (www.mb.gov.ca).
Beberapa kondisi yang dapat ditemukan feses hijau ini antara lain saat
DOC baru datang ke kandang, saat ayam petelur dipuasakan secara paksa
dengan tujuan peremajaan kembali (force molting) maupun saat pengiriman ayam afkir/ panen dari farm ke lokasi pemotongan ayam.
Khusus untuk DOC saat chick in terutama
yang belum diberi pakan, warna feses dari coklat hingga kehijauan
dikatakan normal. Hal ini karena pencernaan DOC belum berjalan baik,
begitupula dengan flora normal di usus yang belum berkembang
dengan baik. Ditambah lagi, ayam belum diberi asupan pakan dari luar
sehingga saluran pencernaan kosong. Namun jika hingga beberapa jam
setelah diberi pakan, feses masih tetap hijau, perlu diadakan
pemeriksaan lebih lanjut.
Satu
hal yang membedakan antara feses hijau karena infeksi dengan non
infeksi ialah nafsu makan. Pada kasus non infeksi, nafsu makan ayam
baik. Hal ini diperlihatkan oleh ayam yang mematuk-matuk litter atau benda-benda di sekitarnya untuk mencari pakan.
2. Infeksi
Feses
hijau yang dikarenakan infeksi selalu disertai gejala klinis dan
perubahan gambaran bedah bangkai. Penurunan nafsu makan karena infeksi
bisa menjadi pemicu awal terjadinya feses hijau. Beberapa dari infeksi
tersebut, kami jelaskan di sini.
a. Newcastle disease (ND)
Gejala feses hijau lebih sering terjadi karena infeksi virus ND golongan vvND (velogenic viscerotropic Newcastle Disease).
Selain itu, ditemukan pula gejala penurunan kualitas dan kuantitas
telur. Terjadi kematian yang cukup tinggi. Peradangan di puncak
bintil-bintil proventrikulus, di lemak jantung dan peyer patches usus halus juga terlihat pada bedah bangkai.
b. Avian Influenza (AI)
Gejala
klinis yang biasa ditemui ialah penurunan produksi telur dan terjadi
kematian. Pada bedah bangkai ditemukan adanya perdarahan di usus halus,
lemak jantung, perbatasan esofagus dan proventrikulus.
c. "Malaria like"
Gejala
lain yang muncul ialah ayam lesu, anemia, penurunan produksi telur dan
kadang disertai kematian. Pada bedah bangkai ditemukan radang pada
ginjal, limpa membesar dan adanya bintik-bintik perdarahan pada organ
dalam tubuh serta otot dada. Dan yang lebih penting lagi, ditemukan
vektor penyebarnya yaitu Culicoides sp. (bentuk seperti nyamuk besar, menghisap darah dan sayap bertotol) di sekitar kandang.

Culicoides sp. sedang menghisap darah
(sumber : en.wikipedia.org)
d. Fowl Cholera (AI)
Gejala feses kehijauan cenderung terjadi pada ayam yang sakit fowl cholera akut (Disease of Poultry,
1997). Gejala ini juga disertai dengan kebiruan pada jengger dan pial,
hati bengkak serta nafsu makan menurun, leleran hidung. Biasanya terjadi
kematian dalam beberapa hari.
Obat
paling mujarab ialah pengobatan yang cepat dan tepat sasaran (sesuai
penyebabnya). Oleh karena itu, segera lakukan penggalian informasi
sebanyak-banyaknya setelah mengetahui adanya gejala feses kehijauan.
Kemudian lakukan penanganan sesuai penyebabnya.
Jika
penyebabnya karena ayam tidak makan maka segera berikan pakan. Jika
terpaksa melakukan tindakan pemuasaan (pakan) sebaiknya tidak terlalu
lama (+ 4 - 6
jam) dan menghindari pemberian air minum berlebih saat pemuasaan. Air
minum yang berlebih akan mempercepat pengosongan saluran pencernaan
sehingga mempercepat pergesekan permukaan usus. Hal ini akan merangsang
dikeluarkannya cairan empedu dan menyebabkan feses berwarna hijau (www.mb.gov.au). Segera setelah ayam dipuasakan berikan air minum ditambah gula dan Strong n Fit
serta berikan pakan untuk memulihkan kondisi tubuh dan mengisi saluran
pencernaan yang kosong. Disarankan di saat tersebut, diberikan pakan
yang berbentuk mash atau serbuk agar lebih mudah dicerna oleh saluran pencernaan.
Karena disebabkan oleh virus, ayam yang terinfeksi ND atau AI tidak bisa diobati. Yang bisa dilakukan ialah melakukan tindakan revaksinasi darurat terhadap ayam sehat. Gunakan Medivac ND Clone 45
sebagai revaksinasi darurat untuk merangsang pembentukan antibodi ND
secara cepat. Hal sama juga berlaku jika ayam terserang AI dengan
menggunakan Medivac AI. Tujuannya ialah agar ayam yang masih
sehat bisa segera membentuk antibodi. Antibodi yang terbentuk akan
bersaing dengan virus lapang untuk berikatan dengan reseptor (tempat
berikatan,red) di sel target. Semakin cepat antibodi terbentuk
maka semakin sedikit virus yang berikatan dengan sel target. Lakukan
juga pengafkiran terhadap ayam yang sakit agar tidak menularkan virus ke
ayam sehat.
Jika ayam terjangkit kolera, lakukan pengobatan menggunakan antibiotik misalnya Koleridin, Ampicol, Neo Meditril, dll. Sedangkan untuk kasus “malaria like”, ayam bisa diberikan Maladex melalui air minum. Berikan obat sesuai aturan pakai dan dosis agar hasil lebih maksimal.
Lebih
penting lagi ialah memperketat biosekuriti termasuk manajemen
pemeliharaan dan pembasmian vektor (pembawa penyakit). Salah satunya
ialah membersihkan feses secara rutin. Tindakan ini akan menghilangkan
tempat berkembang biak vektor penyakit. Selain itu, tindakan tersebut
bisa berfungsi sebagai kontrol terhadap kondisi ayam melalui fesesnya
karena semakin cepat gejala feses hijau ditemukan semakin cepat
penanganannya.
Lakukan juga pembasmian serangga di sekitar peternakan dengan antiparasit seperti Larvatox. Selain membasmi larva lalat, Larvatox juga akan membantu pengeringan feses. Berikan vitamin seperti Vita Stress, Vita Strong, Strong n Fit atau Fortevit untuk menjaga daya tahan tubuh dan mempercepat pemulihan tubuh ayam.
Info Medion Edisi April 2010