TEROPONG TELUR - Memilih Telur Fertil/Tetas


* Online Price, dapatkan harga spesial untuk agen/reseller/grosir
Berat Paket : 700 gram

Teropong telur berfungsi untuk menentukan telur fertil atau tidak. Durasi Candling atau seleksi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari ke-3 dan hari ke-15. Untuk telur yang tidak menampakkan ciri-ciri telur fertil segera diculing atau diambil, karena jika sampai mengalami pembusukan akan mempengaruhi telur lain. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan teropong telur. 
Hasil Pemeriksaan Pertama (hari ke 3 - 5) diketahui telur bertunas atau tanpa tunas/mati.
Hasil Pemeriksaan Pertama (hari ke 15 - 17) dengan ciri-ciri akan menetas memiliki ruang udara dan calon bibit, dan sebaliknya. Sumber : Mitra Jaya

Cara Pemesanan Barang dapat dilakukan melalui SMS, Email, dan Facebook.
1. Kirim Pesan : Jumlah Barang, Jenis Barang, Wilayah (Kota/Kab.)
2.  Tunggu Balasan SMS Informasi Harga dan Biaya Pengiriman
3. Lakukan Pembayaran dan Konfirmasi segera Pembayaran :
Jumlah Dana, Bank, Nama Barang, Alamat Lengkap
4. Kami akan segera memproses penerimaan dana dan mengirimkan barang secepatnya

Melayani Pengiriman Buku Peternakan ke seluruh Nusantara :Pulau Sumatra Nanggroe Aceh Darussalam NAD Daerah Istimewa Ibu Kota Banda Aceh Sumatera Utara Sumut Medan Sumatera Barat Sumbar Padang Bengkulu Bengkulu Riau Pekan Baru Kepulauan Riau Kepri Tanjung Pinang Jambi Jambi Sumatera Selatan Sumsel Palembang Lampung Bandar Lampung Kepulauan Bangka Belitung Babel Pangkal Pinang Pulau Jawa DKI Jakarta Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Jakarta Jawa Barat Jabar Bandung Banten Serang Jawa Tengah Jateng Semarang DI Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta Jawa Timur Jatim Surabaya Pulau Kalimantan Kalimantan Barat Kalbar Pontianak Kalimantan Tengah Kalteng Palangkaraya Kalimantan Selatan Kalsel Banjarmasin Kalimantan Timur Kaltim Samarinda Nusa Tenggara Bali Denpasar Nusa Tenggara Barat Mataram Nusa Tenggara Timur Kupang Pulau Sulawesi Sulawesi Barat Sulbar Mamuju Sulawesi Utara Sulut Manado Sulawesi Tengah Sulteng Palu Sulawesi Selatan Sulsel Makasar Sulawesi Tenggara Sultra Kendari Gorontalo Gorontalo Kepulauan Maluku dan Pulau Papua  Maluku Ambon Maluku Utara Ternate Papua Barat Sorong Papua Daerah Khusus Jayapura Papua Barat Daerah Khusus Manokwari


Baca juga artikel berikut :
PENETASAN TELUR UNGGAS
Penetasan pada unggas dapat dibedakan menjadi dua , yaitu : secara alamiah dan buatan. Penetasan secara alamiah (natural incubation) tergantung sepenuhnya pada induk penghasil telur tetas itu sendiri. Sebaliknya  pada penetasan secara buatan (artificial incubation) dimana sepenuhnya tergantung pada tiga pokok besar yaitu : mesin tetas, telur tetas dan oprerator. Penetasan Secara Alami : biasanya telur yang ke 10 hari lebih, akan memberikan tingkat daya tetas yang lebih rendah bila dibandingkan dengan kurang hari ke 10, hal ini diduga ada kaitannya dengan lama simpan telur yang lebih dari 7 hari. Dimungkinkan bila lebih dari 7 hari chalaza sebagai pemisah antara yolk dan albumen putus sehingga akan menjadi kopyor pada telur tersebut berakibat untuk menampung sebagai tempat perkembangan embrio akan terganggu sehingga didapatkan daya tetas yang rendah.  Ada faktor plus minusnya jika mengkonsentrasikan ke penetasan secara alami, faktor plusnya diantaranya tak memakan biaya pengoperasiannya dan proses penetasannya   berjalan secara alami sehingga tidak memerlukan tenaga kerja dan pikiran yang mendalam.
Adapun faktor minusnya, diantaranya ialah: jumlah telur yang ditetaskan terbatas, sulit mengatur waktu penetasannya dan hasil tetasannya tidak sesuai yang kita harapkan karena tidak adanya seleksi telur tets terlebih dahulu. Penetasan Secara Buatan : Prinsip proses penetasan secara buatan diilhami oleh masyarakat Mesir beratus tahun yang lalu, dimana masyarakat Mesir untuk menetaskan telur dengan cara telur dikubur di pasir panas, dengan kesederhaannya tersebut tingkat daya tetasnya rendah. Kemudian ditemukanlah penetasan secara buatan yang  modern yang masih berlaku saat ini. Prinsip proses penetasan buatan garis besarnya dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : telur tetas yang akan ditetaskan, mesin tetas yang akan digunakan dan orang yang menjalankan proses penetasan tersebut (operator). Jika diprosentasekan dari ke 3 faktor tersebut adalah sebagai berikut : 33,3% dipengaruhi oleh telur tetas, 33,3 dipengaruhi oleh mesin tetas dan 33,3 ditentaukan oleh peranan petugasnya. Agar telur tetas memberikan peranan sebesar itu maka telur yang akan ditetaskan harus diseleksi, adapun hal-hal yang perlu diseleksi adalah sebagai berikut : bentuk telur (harus oval, lebih tepat dihitung indek telur= sumbu pendek dibagi sumbu panjang telur dikalikan 100 %, jika 72 – 74 % berarti telur tsb oval), telur harus berasal dari pejantan (sex ratio, tiap bangsa unggas berbeda), berat telur (bangsa unggas berbeda), lama simpan (tidak lebih dari 7 hari), kebersihan telur (agar pori-pori kulit telur tak tertutup dengan kotoran shg respirasi embrio dapat berjalan dengan lancar), keutuhan telur (usahakan telur tak retak), warna telur/yang gelap lebih memungkinkan mendapatkan daya tetas yang relatif lebih besar bila dibandingkan dg yang cerah (penilaian item ini hanya pada jenis telur yg berasal dari bangsa unggas yang sama, misal : telur itik harus dibandingkan dg telur itik, tetapi tidak boleh dibandingkan dengan telur puyuh). Begitu pula agar mesin tetas memberikan peranan sebesar itu, maka mesin tetas harus memberikan kondisi fisik yg optimal artinya mesin tetas dikatakan baik jika memberikan suhu dan kelembaban yang optimal yang disesuaikan dengan telur bangsa unggas yang akan ditetaskan, misalkan : telur puyuh harus diiringi dengan suhu 99 derajat Fahrenheit, telur ayam dg suhu 101 derajat Fahrenheit, dst. Nah, agar peranan operator bisa memberikan peranan yang diprosentasekan di depan, maka operator harus mengetahui ilmu penetasan dan berpengalaman dalam menjalankan proses penetasan,  adapaun tugas operator yang utama dan pertama adalah : harus mengetahui masa kritis I dan II, harus bisa mengcandling telur, harus bisa cara membalik telur, harus bisa mengatur suhu dan kelembaban yang benar, harus mengetahui kapan berakhirnya proses penetasan. Pada akhir dari proses penetasan adalah menghitung % fertilitas telur (yg dapat dihitung dg membagi jumlah telur yang masuk dengan telur yang fertil dikalikan 100%) dan menghitung % daya tetas (yg dapat dihitung dengan membagi telur yang fertil dengan telur yang menetas dikalikan 100%). Jika hasil daya tetasnya 80 % bisa dikatakan berhasil. Kemudian ditentukan jenis kelaminnya, di packaging kemudia didistribusikan ke konsumen.

Sumber : http://edhysudjarwounggas.lecture.ub.ac.id/
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...