DESCRIPTION
CAPRIVAC Aero® is inactivated vaccine contains Aeromonas hydrophila with each titer before inactivated ≥ 1011 CFU
INDICATION
CAPRIVAC Aero® is used for immunizing freshwater fish againts Motile Aeromonas Septicaemia (MAS)
DOSAGE AND DIRECTION FOR USE
Vaccine Method | Dosage and Direction for Use |
Injection (fish weight > 10 g) | Mix well vaccine. A dose of vaccine 0,1 ml for fry and 0,2 ml/kg for broodstock is injected in the abdominal area of each fish held with the ventral side up and the head away from the operator΄s body. The needle is inserted into the peritoneal cavity at a 45o angle to a depth of approximately 0.5 cm. |
Dipping (fish weight < 10 g) | Mix well vaccine. The vaccine is diluted with water in a suitable receptacle (the common dilution rate is 1:10.000, that is, 49,950 ml of water added for each 50 ml of vaccine). Dip 10 fish/l vaccine dilution for 30 minutes. |
PRECAUTIONS
1. Only health fish can be vaccinated
2. Allow vaccine to reach room temperature before use
3. Water temperature during vaccination above 25o C to 33o C
4. Fish old above 3 weeks
5. Store vaccine at 2-8o C, do not freeze
6. Protect from sunlight
PACKING
500 dosis, 6.000 dosis, dan 30.000 dosis
REG NO
KKP RI No. D
Produced by PT. Caprifarmindo Labs. cooperation with Ministry of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia.
DAPATKAN PROBIOTIK PERIKANAN INOVASI TERKINI
PEMACU PERTUMBUHAN + PENGOLAH KUALITAS AIR + PENGOBATAN IKAN
Wajib Mencegah Sebelum Terlewat
Ketersediaan
ikan tangkapan yang semakin turun menuntut peningkatan produksi ikan budidaya untuk
pemenuhan pangan. Pencegahan penyakit menggunakan vaksin menjadi wajib.
Perikanan
budidaya merupakan tulang punggung produksi ikan nasional. Tahun lalu, pasokan perikanan
budidaya mencapai 9,5 juta ton. Sementara pada 2013 perikanan budidaya dituntut
menyediakan produksi 13 juta ton dan 2014 mendatang diharapkan menembus 16,8
juta ton.
Menurut Slamet
Soebjakto, Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),
produk perikanan budidaya akan tercapai bila ditunjang penggunaan vaksin. “Peranan vaksin sangat penting
dalam pencapaian produksi karena
industrialisasi perikanan ke depan tidak lagi mengobati penyakit tetapi
mencegah penyakit,” ujar Totok, sapaan akrabnya.
Gervikan
Norwegia,
penghasil ikan salmon terbesar di dunia adalah contoh yang telah sukses
mengembangkan vaksin untuk budidaya ikan. “Dulu Norwegia ini kalah dengan Chile untuk produksi salmonnya. Pada tahun 1980-an
mereka masih menggunakan antibiotik, mencemari lingkungan, adanya residu di
daging,” ungkap Totok.
Berangsur-angsur penggunaan antibiotik dikurangi. Negara di kawasan
Skandinavia ini pun berbenah dengan menggunakan vaksin. ”Setelah itu mereka
meninggalkan antibiotik sama sekali terus menggunakan vaksin. Sekarang mereka
memanfaatkan 12 vaksin yang digunakan menjadi satu untuk induk-induk salmon.
Dan terbukti, setelah menggunakan vaksin produksinya meningkat begitu drastis,”
paparnya. Saat ini Norwegia sukses menjadi
produsen utama salmon dunia menggeser Chile. ”Kualitasnya juga bagus karena
tidak ada residu antibiotik, tidak ada residu logam berat,” imbuh Dirjen.
Berkaca dari keberhasilan
Norwegia, Totok mendorong penggunaan vaksinasi untuk meningkatkan produksi ikan
budidaya melalui Gerakan Vaksinasi Ikan (Gervikan). Dalam mencegah penyakit,
peranan vaksin sangat penting. Untuk itu, KKP bekerja sama dengan PT Caprifarmindo
Laboratories, produsen vaksin hewan di daerah Bandung, Jabar, melaksanakan
gervikan dan mengembangkan vaksin untuk ikan air tawar dan air laut.
Hasil kerja
sama ini melahirkan tiga vaksin varian ikan untuk mencegah serangan bakteri,
yaitu vaksin Caprivac AERO-L, Caprivac Vibrio-L, dan Caprivac ICTA yang
diluncurkan oleh Dirjen Perikanan Budidaya 15 Juni lalu. Caprivac AERO-L merupakan
vaksin ikan inaktif untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit Motile Aeromonas Septicaemia (MAS),
CAPRIVAC VIBRIO-L mempunyai kemampuan cross
protection terhadap serangan jenis Vibrio
sp. pada ikan air laut, sedangkan
Caprivac ICTA melindungi ikan air tawar dari serangan penyakit Enteric Septicemia of Catfish (ESC).
Sertifikasi
BSL3
Untuk merakit vaksin berkualitas baik, dibutuhkan fasilitas farmasi
berbasis teknologi modern dengan peralatan canggih untuk memenuhi tuntutan
perkembangan teknologi dan pengetahuan di bidang farmasi. Standar pembuatan
vaksin mengacu pada kesesuaian persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB), Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik (CPOHB), dan current Good Manufacturing Practice (cGMP) dari Badan Kesehatan
Dunia (WHO) serta Pharmaceutical
Inspection Cooperation Scheme (PIC/S) dari Uni Eropa.
Mengikuti tuntutan standar dunia, PT Caprifarmindo Labs merancang pabrik vaksin sesuai standar Biosafety Level III (BSL3). Laboratorium
biosafety merupakan suatu pelindung
yang digunakan untuk mengisolasi berbagai bahan atau benda infeksius dan mengandung
risiko pemaparan, terutama pada manusia dan lingkungan. Umumnya lab biosafety terbagi menjadi 4 level, dari
level 1-4. Semakin tinggi level, tingkat risiko paparan agen yang ditangani pun
semakin tinggi.
Menurut Drs. Jahja Santoso, Apt., pendiri PT
Caprifarmindo Labs, proses pengajuan
sertifikasi BSL3 ini memakan waktu satu tahun. ”Di sini kami ada 4 gedung, kami investasi di atas US$15 juta,” ungkapnya.
Sementara, untuk mendatangkan tim akreditasi dari Amerika, Jahja merogoh biaya
lebih dari US$100 ribu.
PT Caprifarmindo Labs dinyatakan lulus audit oleh World
Biohaztech Corporation pada 20-21 Februari lalu. Di Indonesia tidak banyak
pabrik vaksin yang memiliki fasilitas BSL3, apalagi yang telah disertifikasi
dan bersifat internasional. PT Caprifarmindo Labs merupakan perusahaan swasta
pertama yang memperoleh sertifikat BSL3 bertaraf internasional ini.
Jahja menambahkan, untuk memperoleh sertifikasi BSL3
pabrik vaksin harus melengkapi infrastruktur yang memungkinkan adanya sistem
isolasi sehingga target pengendalian dapat tercapai dan sumber daya yang
memiliki kemampuan teknis dan nonteknis terhadap agen yang akan ditangani dan
spesifikasi cara kerja di lab BSL3.
Saat ini Capri memiliki fasilitas produksi vaksin dan fasilitas pendukung
lainnya yang meliputi unit produksi vaksin aktif dan inaktif di plant 1, BSL3 poultry vaccine plant 2 dan plant
3, fish vaccine plant 4, Specific Pathogen Free (SPF) chicken farm, assay laboratory, warehouse dan
R&D center.
Windi Listianingsih
Sumber : www.agrina-online.com
Cara Pemesanan Barang dapat dilakukan melalui SMS, Email, dan Facebook.
1. Kirim Pesan : Jumlah Barang, Jenis Barang, Wilayah (Kota/Kab.)
2. Tunggu Balasan SMS Informasi Harga dan Biaya Pengiriman
3. Lakukan Pembayaran dan Konfirmasi segera Pembayaran :
Jumlah Dana, Bank, Nama Barang, Alamat Lengkap
4. Kami akan segera memproses penerimaan dana dan mengirimkan barang secepatnya
1. Kirim Pesan : Jumlah Barang, Jenis Barang, Wilayah (Kota/Kab.)
2. Tunggu Balasan SMS Informasi Harga dan Biaya Pengiriman
3. Lakukan Pembayaran dan Konfirmasi segera Pembayaran :
Jumlah Dana, Bank, Nama Barang, Alamat Lengkap
4. Kami akan segera memproses penerimaan dana dan mengirimkan barang secepatnya
Melayani Pengiriman Buku Peternakan ke seluruh Nusantara :Pulau Sumatra Nanggroe Aceh
Darussalam NAD Daerah Istimewa Ibu Kota Banda Aceh Sumatera Utara
Sumut Medan Sumatera Barat Sumbar Padang Bengkulu Bengkulu Riau
Pekan Baru Kepulauan Riau Kepri Tanjung Pinang Jambi Jambi Sumatera
Selatan Sumsel Palembang Lampung Bandar Lampung Kepulauan Bangka
Belitung Babel Pangkal Pinang Pulau Jawa DKI Jakarta Daerah Khusus
Ibu Kota Jakarta Jakarta Jawa Barat Jabar Bandung Banten Serang Jawa
Tengah Jateng Semarang DI Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta Jawa Timur Jatim Surabaya Pulau Kalimantan Kalimantan
Barat Kalbar Pontianak Kalimantan Tengah Kalteng Palangkaraya
Kalimantan Selatan Kalsel Banjarmasin Kalimantan Timur Kaltim
Samarinda Nusa Tenggara Bali Denpasar Nusa Tenggara Barat Mataram
Nusa Tenggara Timur Kupang Pulau Sulawesi Sulawesi Barat Sulbar Mamuju
Sulawesi Utara Sulut Manado Sulawesi Tengah Sulteng Palu Sulawesi
Selatan Sulsel Makasar Sulawesi Tenggara Sultra Kendari Gorontalo
Gorontalo Kepulauan Maluku dan Pulau Papua Maluku Ambon Maluku Utara
Ternate Papua Barat Sorong Papua Daerah Khusus Jayapura Papua Barat
Daerah Khusus Manokwari